Minggu, 23 Mei 2010

PEMANFAATAN MULTIMEDIA


Setiap ruang kelas ada LCD proyektor plus layar permanen di dindingnya, Kebayang nggak gimana asiknya presentasi pakai LCD di semua ruang kelas? Cool banget coy!!.

SMA Negeri 2 Batu telah melakukanya, 12 ruang dari 16 ruang kelas telah terpasang LCD proyektor beserta layarnya, Permanen lagi!, plus sound audionya. dan 4 ruang kelas yang belum ada segera menyusul, tahun ini juga Pastinya. Dengan begitu, diharapkan para guru dan siswa dapat maksimal dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Tak lagi monoton seperti jaman dahulu, guru bicara dan murid mencatat*JADUL*. Metode pembelajaran yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari siswa.

-Praktis.
Nah, kalau berhubungan sama sesuatu yang berbau praktis, pasti semua orang mau. Tak perlu repot-repot lagi menggambar atau menulis menggunakan mika transparan, tinggal ketik di komputer, lalu jadilah. Saat mengajar pun guru tak perlu repot-repot berdiri, bolak-balik kesana kemari. Hanya duduk, pencet tombol, dan materi pembelajaran pun keluar. Karena LCDnya ada di semua ruang, kita tak perlu lagi repot-repot mencari ruang ber LCD yang sedang tidak dipakai kelas lain.

-Menarik dan menantang
Penanyangan materi dengan menggunakan animasi komputer terbukti lebih menarik dan menantang bagi siswa. Kenapa? Karena pada dasarnya siswa menyukai suatu hal yang baru, fresh, dan tidak monoton. Dengan tugas untuk membuat presentasi power point atau lash dari guru, siswa juga akan tertantang untuk menguasai lebih tentang kegunaan software komputer. Karena siswa yang membuat materinya sendiri, maka ilmunya pun akan labih lama “nempel” di kepala.

-Melahirkan pakar-pakar baru
Dengan adanya LCD, siswa maupun guru dilatih untuk dapat membuat presentasi dengan power point. Bagaimana membuat animasi, bagaimana menyesuaikan background dengan tulisan, bagaimana mengatur kontras warna, atau bagaimana mengatur timing presentasi yang tepat. Dengan begini, ilmu komputer masyarakat Indonesia pun semakin berkembang. Untuk pengoperasian LCD (setting dan pengeturan gambar) membutuhkan tenaga ahli yang dapat menggunakannya. Kalau nggak ada yang bisa, mau nggak mau harus mau (hehe…). Jadi terpaksa kita harus belajar untuk menjadi “Tuan Operator”.